Thursday, May 10, 2012

Manajemen lingkungan pembelajaran (Sekolah Alam dan sekolah Berbasis Informasi Teknologi ) terhdap oendidikan

copy makalah

copy makalah

Mata Kuliah         : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Umi Kusyairy,S.Psi,M.A
Tugas                        : Kelompok VII

MANAJEMEN LINGKUNGAN PEMBELAJARAN
(SEKOLAH ALAM DAN SEKOLAH BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY)
TERHADAP PENDIDIKAN
MAM




Oleh :

Kelompok VII

HASLINDAH.L
FADHEL MUSLAINI
ANDI WINDA SRI LESTARI

Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Tarbiyah dan keguruan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
               KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ridho-Nya sehingga kami sebagai penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manajemen Lingkungan Pembelajaran (Sekolah Alam dan Sekolah Berbasis Information Technology) Terhadap Pendidikan.”
Kami sebagai penulis dalam penyusunan makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan.
 Tanpa adanya bimbingan dari dosen dan beberapa teman-teman yang memberikan kami berbagai masukan yang bermanfaat bagi kami dalam menyusun makalah, maka  makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, kami mengucapakan terima kasih kepada semua saudara yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini dengan baik sebagaimana mestinya.
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga bermanfaat bagi kami, terkhusus pada pembaca. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun untuk kami agar nantinya dapat dipertimbangkan untuk pembuatan makalah selanjutnya.


                                                                                    Makassar, 05 April 2012




                                                                                                                                 Penyusun







DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan……………………………………………………
A.    Latar Belakang…………………………………………………….
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………
C.     Tujuan Masalah
Bab II Pembahasan…………….……………………………………………
A.    Pengertian penilaian (Evaluasi)………………………………….
B.     Macam – macam penilaian (Evaluasi)………………………………………..…
C.     Fungsi penilaian ( Evaluasi )………………………………………………........
D.    Tujuan penilaian ( Evaluasi )…………………………………...........................
Bab III Penutup………………………………………………………………………....
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………..…...
Daftar Pustaka………………………………………………………………………....







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap proses di mana seseorang mem-peroleh pengetahuan (knowledge acqui-sition), mengembangkan kemampuan/keterampilan (skills developments) sikap atau mengubah sikap ( attitute change ) harus melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses trans-formasi anak didik agar mencapai hal _hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya. Yang nantinya akan di aplikasikan ke pada masyarakat.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa lingkungan pembelajaran pada lingkungan sekolah dan lingkungan teknologi sudah tidak asing lagi terdengar di kehidupan masyarakat. Keduanya memiliki perspektif yang berbeda-beda, begitupun pula tingkah laku dan pengaplikasiannya. Yang di mana pada sekolah alam lebih berfokus atau lebih banyak mempelajari tentang lingkungan alam yang  ada di sekitarnya. Sedangkan pada sekolah berbasis teknologi lebih banyak pengaplikasiannya terhadap teknologi.
Maka dari itu,  dalam makalah ini akan di bahas lebih terperinci tentang Manajemen Lingkungan  Pembelajaran (Sekolah Alam dan Sekolah Berbasis Information Technology) Terhadap Pendidikan.”










B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari manajemen lingkungan pembelajaran ?
2.      Fungsi manajemen terhadap pendidikan?
3.      Apakah yang di maksud dengan sekolah alam dan sekolah information technology?
4.      Apakah prinsip-prinsip manajemen  lingkungan terhadap pendidikan?

C.    TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian manajemen lingkungan pembelajaran
2.      Mengetahui fungsi dari manajemen
3.      Membandingkan antara sekolah alam dengan sekolah information technology
4.      Mengetahui prinsip-prinsip manajemen pendidikan
























BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Manajemen Lingkungan Pembelajaran
Manajemen adalah mengatur lingkungan untuk proses pembelajaran dan menjaga serta mengembangkan perilaku dan keterlibatan siswa yang sesuai dengan isi pelajaran. Sedangkang lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya pembelajaran. Oleh karena itu, lingkungan belajar di sini punya dua arti, yang pertama menunjuk pada arti lingkungan yang bersifat fisik yang sering digunakan sebagai tempat terjadinya proses belajar mengajar penjas, dan yang kedua menunjuk pada arti lingkungan non fisik atau segala sesuatu yang bersifat suasana pembelajaran, baik yang diciptakan oleh guru melalui penataan tugas-tugas gerak yang harus dilakukan oleh anak maupun melalui pemilihan strategi serta gaya mengajar.
Manajemen penataan lingkungan belajar dengan prinsip manajemen berarti mengikuti minimal tiga fungsi manajemen, yaitu yang berkaitan dengan perencanaan (sebelum berlangsungnya pembelajaran), pelaksanaan (pada saat pembelajaran berlangsung), dan evaluasi (ketika pelajaran berakhir). Selama fase perencanaan, guru membangun dan melatih secara mental rencana-rencana manajemen. Selama fase pelaksanaan guru menciptakan suasana yang mendukung terjadinya pembelajaran. Pada saat yang sama, fase ini merupakan implementasi dari rencana manajemen, agar siswa melatihnya seperti mereka melatih keterampilan gerak. Akhirnya, guru mengevaluasi rencana untuk menentukan keseluruhan efektivitasnya. manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal






B.     Fungsi Manajement Lingkungan Terhadap Pendidikan

1.      Perencanaan (planning)
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.  Arti penting perencanaan adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
Manfaat perencanaan:
a.       membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
b.      membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama
c.       memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
d.      membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e.       memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f.       memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
g.      membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
h.      meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
i.        menghemat waktu, usaha dan dana.

2.      Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Jadi pengorganisasian merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.


3.      Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Pelaksanaan  (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

4.      Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, pengawasan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.

C.    Lingkungan Pembelajaran Sekolah Alam Dan Sekolah Berbasis Informasi Information Technology
1.      Sekolah Alam
Sekolah alam adalah sekolah yang  berfokus pada keadaan alam yang menawarkan pendidikan yang ramah lingkungan dan menghargai potensi individu berkembang pesat serta diminati masyarakat. Di sekolah alam pendidikan tidak hanya berfokus pada kemampuan akademik anak. Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas, para siswa belajar lebih banyak di alam terbuka.
Di sekolah alam metode belajar mengajar lebih banyak menggunakan aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman. Dengan mengalami langsung anak atau siswa diharapkan belajar dengan lebih bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktif. Penggunaan alam sebagai media belajar menurut psikolog diharapkan agar kelak anak atau siswa jadi lebih aware dengan lingkungannya dan tahu aplikasi dari pengetahuan yang dipelajari. Tidak hanya sebatas teori saja. Sekolah Alam berusaha menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, dimana atmosfer belajar tidak menegangkan, komunikasi antara guru dan siswa juga hangat dan juga mementingkan pada active learning dimana siswa tidak berfokus pada buku-buku pelajaran saja tapi mengalami langsung apa yang mereka pelajari, bisa lewat percobaan, observasi dan lain sebagainya. Pengajaran ini diharapkan tidak sekedar perubahan sistem, metoda dan target pembelajaran melainkan paradigma pendidikan yang akan mengarah pada perbaikan mutu dan hasil dari pendidikan itu sendiri. sekolah alam dapat menjadi alternatif sekolah yang bisa membawa anak menjadi lebih kreatif, berani mengungkapkan keinginannya dan mengarahkan anak pada hal-hal yang positif.
Dalam pentas budaya global dan era keterbukaan informasi sudah sewajarnya sekolah di Pedesaan harus dapat mengakses keterbukaan informasi ini, tentunya dengan terlebih dahulu menyaring, mengelola dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dan keperluan masing-masing sekolah dengan tidak melupakan budaya-budaya lokal di tiap lingkungan di mana sekolah itu berada. Pendek kata, Sekolah Pedesaan Alam Berbasis Kearifan dan Budaya Lokal yang melek Teknologi Informasi dan Komunikasi.

2.      Sekolah Berbasis Information Technology
Penggunaan teknologi di sekolah tidak dapat dihindari selain dikarenakan dengan kemajuan jaman yang mengharuskan sekolah untuk berinovasi, juga dikarenakan tanggung jawab yang besar terhadap  masyarakat. Tanggung jawab itu meliputi, membantu menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Tapi kondisinya sekolah sering mendapat sorotan dan kecaman yang tajam dan dicap sebagai tempat yang membosankan, tak relevan. Sekolah dianggap angkuh, tak menghiraukan kemampuan siswa dalam belajar.
Banyak kritik itu dikarenakan oleh strategi mengajar yang tidak serasi, yang tidak menggunakan alat serta sumber belajar mengajar secara kreatif. Sekolah terlampau dikuasai oleh metode ceramah dimana guru sebagai sumber ilmu utama. Kurang optimalnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran berdampak proses belajar mengajar kurang menarik, hanya karena tirani angka-angka memaksa siswa di dalam kelas. Ketersediaan media pembelajaran yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar dan mengajar yang tentunya akan berimbas motivasi belajar pun akan berkurang.

D.    Prinsip-prinsip Manajemen Lingkungan Terhadap Pendidikan
1.      Division of work
Merupakan sifat alamiah, yang terlihat pada setiap masyarakat. Bila masyarakat berkembang maka bertambah pula organisasi-organisasi baru menggantikan organisasi-organisasi lama. Tujuan daripada pembagian kerja adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang sama.

2.      Authority and Responsibility
Authority (wewenang) adalah hak memberi instruksi-instruksi dan kekuasaan meminta kepatuhan.
Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang pejabat dan agar dapat dilaksanakan, authority (wewenang) harus diberikan kepadanya.

3.      Discipline
Hakekat daripada kepatuhan adalah disiplin yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.

4.      Unity of command
Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus menerima instruksi-instruksi dari seorang atasan saja. Bila hal ini dilanggar, wewenang (authority) berarti dikurangi, disiplin terancam, keteraturan terganggu dan stabilitas mengalami cobaan, seseorang tidak akan melaksanakan instruksi yang sifatnya dualistis.

5.      Unity of direction
Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai : “one head and one plan for a group of activities having the same objective”, yang merupakan persyaratan penting untuk kesatuan tindakan, koordinasi dan kekuatan dan memfokuskan usaha.

6.      Subordination of individual interest to general interest
Dalam sebuah perusahaan kepentingan seorang pegawai tidak boleh di atas kepentingan perusahaan, bahwa kepentingan rumah tangga harus lebih dahulu daripada kepentingan anggota-anggotanya dan bahwa kepentingan negara harus didahulukan dari kepentingan warga negara dan kepentingan kelompok masyarakat.

7.      Remuneration of Personnel
Gaji daripada pegawai adalah harga daripada layanan yang diberikan dan harus adil. Tingkat gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan dan penawaran tenaga kerja. Di samping itu agar pemimpin memperhatikan kesejahteraan pegawai baik dalam pekerjaan maupun luar pekerjaan.

8.         Centralization
Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan, pada suatu organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada organisasi besar harus diterapkan disentralisasi.

9.      Scalar chain
Scalar chain (rantai skalar) adalah rantai daripada atasan bermula dari authority terakhir hingga pada tingkat terendah.

10.  Order
Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus dipegang yaitu, suatu tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya masing-masing.

11.  Equity
Untuk merangsang pegawai melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan, mereka harus diperlakukan dengan ramah dan keadilan. Kombinasi dan keramahtamahan dan keadilan menghasilkan equity.

12.  Stability Of Tonure Of Personnel
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu pekerjaan baru dan agar berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.

13.  Initiative
Memikirkan sebuah rencana dan meyakinkan keberhasilannya merupakan pengalaman yang memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan bagi berfikir ini dan kemampuan melaksanakan adalah apa yang disebut inisiatif.

14.  Ecsprit de Corps
Persatuan adalah kekuatan”. Para pemimpin perusahaan harus berbuat banyak untuk merealisir pembahasan itu.
E. Manajemen Komponen-Komponen Terhadap Pendidikan
1.  Manajemen Kesiswaaan
Penerimaan siswa baru pada sekolah inklusi hendaknya memberi kesempatan dan peluang kepada anak luar biasa untuk dapat diterima dan mengikuti pendidikan di sekolah inklusi terdekat. Untuk tahap awal, agar memudahkan pengelolaan kelas, seyogianya setiap kelas inklusi dibatasi tidak lebih dari 2 (dua) jenis anak luar biasa, dan jumlah keduanya tidak lebih dari 5 (lima) anak.
Manajemen ini bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan lencar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen kesiswaan meliputi antara lain: (1) Penerimaan Siswa Baru; (2) Program Bimbingan dan Penyuluhan; (3) Pengelompokan Belajar Siswa; (4) Kehadiran Siswa; (5) Mutasi Siswa; (6) Papan Statistik Siswa; (7) Buku Induk Siswa.
3.      Manajemen Kurikulum
Kurikulum mencakup kurikulum nasional dan kurikulum muatan local. Kurikulum nasional merupakan standar nasional yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan kurikulum muatan local merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang disusun oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
Kurikulum yang digunakan di kelas inklusi adalah kurikulum anak normal (reguler) yang disesuaikan (dimodifikasi sesuai) dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa. Modifikasi dapat dilakukan dengan cara: (1) Modifikasi alokasi waktu, (2) Modifikasi isi/materi, (3) Modifikasi proses belajar-mengajar, (4) Modifikasi sarana-prasarana, (5) Modifikasi lingkungan belajar, dan (6) Modifikasi pengelolaan kelas.
Manajemen Kurikulum (program pengajaran) Sekolah Inklusi antara lain meliputi: (1) Modifikasi kurikulum nasional sesuai dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa (anak luar biasa); (2) Menjabarkan kalender pendidikan; (3) Menyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas mengajar; (4) Mengatur pelaksanaan penyusunan program pengajaran persemester dan persiapan pelajaran; (5) Mengatur pelaksanaan penyusunan program kurikuler dan ekstrakurikuler; (6) Mengatur pelaksanaan penilaian; (7) Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas; (8) Membuat laporan kemajuan belajar siswa; (9) Mengatur usaha perbaikan dan pengayaan pengajaran.

4.      Manajemen Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
Tenaga kependidikan di sekolah meliputi Tenaga Pendidik (Guru), Pengelola Satuan Pendidikan, Pustakawan, Laboran, dan Teknisi sumber belajar.
Guru yang terlibat di sekolah inklusi yaitu Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran (Pendidikan Agama serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), dan Guru Pembimbing Khusus.
Manajemen tenaga kependidikan antara lain meliputi: (1) Inventarisasi pegawai; (2) Pengusulan formasi pegawai; (3) Pengusulan pengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan berkala, dan mutasi; (4) Mengatur usaha kesejahteraan; (5) Mengatur pembagian tugas.

5.      Manajemen Sarana-Prasarana
Di samping menggunakan sarana-prasarana seperti halnya anak normal, anak luar biasa perlu pula menggunakan sarana-prasarana khusus sesuai dengan jenis kelainan dan kebutuhan anak.
Manajemen sarana-prasarana sekolah bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan belajar-mengajar.

6.      Manajemen Keuangan/Dana
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan inklusi, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk keperluan: (1) Kegiatan identifikasi input siswa, (2) Modifikasi kurikulum, (3) Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat, (4) Pengadaan sarana-prasarana, (5) Pemberdayaan peranserta masyarakat, dan (6) Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Pada tahap perintisan sekolah inklusi, diperlukan dana bantuan sebagai stimulasi, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Namun untuk penyelenggaraan program selanjutnya, diusahakan agar sekolah bersama-sama orang tua siswa dan masyarakat (Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah), serta pemerintah daerah dapat menanggulanginya.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi : (1) Otorisator; (2) Ordonator; dan (3) Bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.

7.   Manejemen  Lingkungan (Hubungan Sekolah dengan Masyarakat)
Sekolah sebagai suatu system social merupakan bagian integral dari system social yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut memiliki” sekolah di daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya.
Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan cara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.

8.      Manajemen Layanan Khusus
Oleh karena para siswa sekolah inklusi terdiri atas anak-anak normal dan anak-anak luar biasa, agar anak-anak luar biasa tidak sampai terabaikan, dapat dilakukan manajemen layanan khusus.
Manajemen layanan khusus ini mencakup manajemen kesiswaan, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, pendanaan, dan lingkungan.
Kepala sekolah dapat menunjuk stafnya, terutama yang memahami ke-PLB-an, untuk melaksanakan manajemen layanan khusus ini.











BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

Seperti yang kita ketahui bahwa manejemen adalah mengatur lingkungan untuk proses pembelajaran. Sedangkan lingkungan pembelajaran adalah segala macam kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya pembelajaran. Jadi manajemen lingkungan pembelajaran adalah proses pembelajaran dalam suatu tempat untuk menunjang terjadinya pembelajaran.
Manajemen mempunyai fungsi sebagai perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling) yang nantinya teraplikasikan pada pendidikan di sekolah alam maupun sekolah berbasis teknologi yang tak lepas dari prinsip-prinsip manajemen pendidikan yang di mana akan mendukung terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien.

SARAN

Sebagai penulis, kami  menyadari akan kesalahan dan kekurangan kami  dalam penyusunan makalah ini.  Oleh karena itu, terima kasi atas pastisisipasi untuk membaca makalah ini. Kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun dan memotivasi kami dari para pembaca guna menyempunakan isi pembahasan topik ini yang bias terelalisir.  Akhir kata, Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.















 DAFTAR PUSTAKA

Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, Bandung: Tarsito, 1986.
Mahmuddin.manajemenlingkunganpembelajarandisekolahdasar.(Online),(di unduh pada tanggal 03 april 2012), http://mahmuddin.wordpress.com/2010/02/18/manajemen-lingkungan-pembelajaran-berbasis-psikologi/
                . manajemenpendidikan. (Online), (diunduh pada 07 april 2012), http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-pendidikan.html
Wanto. manajemendanpendidikan. (Online), (diunduh pada 07 april 2012), http://www.sarjanaku.com/2011/01/makalah-manajemen-pendidikan.html
                        www.sekolahalam.org
. ditplb. (Online), (di unduh pada 07 April 2012), http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=54











Artikel Terkait

Manajemen lingkungan pembelajaran (Sekolah Alam dan sekolah Berbasis Informasi Teknologi ) terhdap oendidikan
4/ 5
Oleh

Berlangganun

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email